Sejak dahulu kita sering menggunakan simbol Desimal dibandingkan dengan simbol Romawi
dalam mengungkapkan sebuah nilai Kunatitas (jumlah) karena dianggap
paling logis. Hal ini dikarenakan dalam simbol Romawi terjadi perbedaan
untuk bilangan-bilangan tertentu. contoh:
Pada operasi pemograman lebih cenderung digunakan jenis desimal karena dianggap lebih mudah, sebagai contoh dalam penjabaran nilai 586 bukan merupakan hasil penjumlahan dari 5+8+6, tetapi merupakan hasil penjumlahan dari 500+80+6. Setiap posisi angka menunjukkan nilai bilangan tersendiri dalam sistem. sebagai contoh lainnya yakni penjabaran dari 182736 setiap komponen bisa menunjukkan posisi kelipatan 10, perhatikan gambar berikut:
dari gambar di atas proses penerjemahan angka bilangan bisa lebih mudah dipahami.
- Bilangan Octal ( basic 8)
Jika pada bilangan desimal kita menggunakan bilangan mulai dari 0,1,2,3,...,9, maka pada bilangan Octal kita hanya menggunakan 0,1,2,3,4,5,6,7 saja. Dalam C++ bilangan octal selalu di dahului dengan 0x (zero, x), x adalah bilangan octal. Perhatikan gambar berikut:
untuk penjabaran nilai dari octal 071263 bisa dilihat melalu gambar berikut,
dengan demikian nilai octal 071263 bisa dikatakan sebagai 29363 dalam bilangan desimal.
- Bilangan Hexadesimal (basic 16)
Jika pada bilangan desimal kita menggunakan bilangan mulai dari 0,1,2,3,...,9, dan pada bilangan octal kita hanya menggunakan 0,1,2,3,4,5,6,7 saja. Maka untuk bilangan Hexadesimal kita gunakan 16 basic yakni 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 ditambah dengan hurup A,B,C,D,E,F. Perhatikan gambar berikut:
di dalam C++, bilangan hexadesimal selalu diawali dengan 0x (zero, x) sama seperti bilangan octal.
Untuk penjabaran nilai dari hexadesimal 0A2F7 bisa dilihat melalu gambar berikut,
dengan demikian nilai hexadesimal 0A2F7 bisa dikatakan sebagai 41719 dalam bilangan desimal.
Desimal | Romawi |
---|---|
1 | 1 |
2 | II |
3 | III |
4 | IV |
5 | V |
10 | X |
100 | C |
Pada operasi pemograman lebih cenderung digunakan jenis desimal karena dianggap lebih mudah, sebagai contoh dalam penjabaran nilai 586 bukan merupakan hasil penjumlahan dari 5+8+6, tetapi merupakan hasil penjumlahan dari 500+80+6. Setiap posisi angka menunjukkan nilai bilangan tersendiri dalam sistem. sebagai contoh lainnya yakni penjabaran dari 182736 setiap komponen bisa menunjukkan posisi kelipatan 10, perhatikan gambar berikut:
dari gambar di atas proses penerjemahan angka bilangan bisa lebih mudah dipahami.
- Bilangan Octal ( basic 8)
Jika pada bilangan desimal kita menggunakan bilangan mulai dari 0,1,2,3,...,9, maka pada bilangan Octal kita hanya menggunakan 0,1,2,3,4,5,6,7 saja. Dalam C++ bilangan octal selalu di dahului dengan 0x (zero, x), x adalah bilangan octal. Perhatikan gambar berikut:
untuk penjabaran nilai dari octal 071263 bisa dilihat melalu gambar berikut,
dengan demikian nilai octal 071263 bisa dikatakan sebagai 29363 dalam bilangan desimal.
- Bilangan Hexadesimal (basic 16)
Jika pada bilangan desimal kita menggunakan bilangan mulai dari 0,1,2,3,...,9, dan pada bilangan octal kita hanya menggunakan 0,1,2,3,4,5,6,7 saja. Maka untuk bilangan Hexadesimal kita gunakan 16 basic yakni 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 ditambah dengan hurup A,B,C,D,E,F. Perhatikan gambar berikut:
di dalam C++, bilangan hexadesimal selalu diawali dengan 0x (zero, x) sama seperti bilangan octal.
Untuk penjabaran nilai dari hexadesimal 0A2F7 bisa dilihat melalu gambar berikut,
dengan demikian nilai hexadesimal 0A2F7 bisa dikatakan sebagai 41719 dalam bilangan desimal.